Sedikit kisah di Jaman Muda |
18 Agustus 2009 |
TEKNIK membisu???... Mungkin inilah yang terjadi
saat melihat PK2 2009. Sangat memprihatinkan dan memilukan melihat
keadaan yang terjadi dimana MABA Fakultas Teknik yang sudah dapat
pembinaan tiga hari di Pra PK2 dari panitia dan ternyata pada tanggal 18
Agustus 2009 pukul 05.00 WIB pihak dekanat secara tiba-tiba mengambil
MABA tanpa ada konfirmasi dan koordinasi dengan panitia maupun lembaga.
Pihak dekanat yang awalnya sepakat dan mendukung panitia untuk tidak
mengikuti PK2MU karena dirasa acara tersebut kurang efektif dan efisien
melihat kondisi kepanitian, ternyata merubah keputusan agar mahasiswa
baru teknik mengikuti PK2MU setelah mendapat instruksi dari Rektorat,
sekali lagi tanpa ada koordinasi maupun konfirmasi kepada pihak panitia
maupun lembaga. Hal ini membuat lembaga mempertanyakan dimana fungsi
kemahasiswaan. Tidak hanya itu, dari pihak dekanat secara sepihak pula
meliburkan PK2 di Fakultas Teknik. Kumandang yel-yel (1..2..3..Teknik) tidak lagi menggema dan menggaung di bumi Teknik tercinta. Tidak ada lagi derap langkah serentak yang membanggakan untuk menggetarkan nyali siapapun yang melihatnya. Sungguh kebersamaan dan kebanggaan yang kami miliki sejak dulu sampai saat ini telah dirampas begitu saja oleh tangan-tangan orang yang ”terhormat”. Ya...Kebersamaan dan Kebanggaan Teknik itu seakan hilang, Kultur Mahasiswa Teknik yang selama ini terjaga pun seakan binasa. Melihat kenyataan ini, Keluarga Besar Mahasiswa Teknik Universitas Brawijaya Malang patut berduka. Adalah sebuah kesalahan besar jika ada pihak-pihak yang mengatakan bahwa mahasiswa teknik tidak peduli sama adik-adiknya karena melepas PK2 2009. Dari teman-teman teknik sudah beritikad baik untuk membina adik-adiknya, panitia sudah berkorban waktu dan tenaganya untuk menyiapkan pembinaan buat adik-adik 2009 dari jauh-jauh hari. Namun keputusan Dekanat yang ”merampas” adik-adik kami di pagi-pagi buta tanpa ada koordinasi dan pemberitahuan membuat kami dangan terpaksa melepas adik-adik kami. Kami mancoba untuk sementara mengalah dan memberikan kesempatan pihak untuk membuna adik-adik kami dengan harapan nantinya bisa mendapat sebuah kesempatan untuk kembali membina adik-adik kami. Beberapa kejadian yang terjadi mulai dari awal pengonsepan PK2MU sampai dengan penolakan teman-teman Teknik terhadap PK2MU dan kejadian selasa pagi dapat dibaca di halaman berikutnya. Kronologis Kejadian Team Pokja PK2 perwakilan dari Teknik mengusulkan draft (konsepan) PK2MU dengan syarat harus ada Pra PK2 dan PK2 diadakan selama 5 hari. Lingkar Eksekutif (pimpinan lembaga yang ada di seluruh fakultas) yang dipimpin oleh Presiden EM UB menyepakati bahwa PK2 diadakan selama 5 hari. Apabila hanya 4 hari maka semua fakultas menyatakan menolak adanya PK2MU dan apabila ada satu fakultas yang menolak PK2MU, maka PK2MU tidak perlu dilaksanakan. Pada saat rapat (pihak rektorat, PD3, dan seluruh pimpinan fakultas yang ada di Brawijaya) tentang PK2MU dengan pihak EM UB beserta seluruh pimpinan lembaga fakultas (Teknik pada saat itu berhalangan hadir karena sedang berlangsung pemilu di Fak.Teknik), ternyata perwakilan mahasiswa yang hadir pada saat itu tidak bisa mempertahankan kesepakatan awal tentang PK2 yang dilakukan selama 5 hari. Akhirnya SK rektor keluar yang isinya menyatakan bahwa tidak ada pra PK2 dan waktu pelaksanaan PK2 hanya 4 hari. EM UB dan seluruh fakultas tidak berani menolak hal tersebut kepada pihak birokrat, dengan kata lain menyepakatinya. Namun Teknik tetap menolak hal tersebut. 10 Agustus 2009 diadakan Forum Dewan Himpunan (FDH) yang menghasilkan kesepakatan bahwa teknik menolak ikut serta dalam PK2MU Alasan penolakan Fakultas Teknik terhadap PK2MU adalah yang pertama, kita memegang teguh kesepakatan awal yaitu Teknik akan menyetujui adanya PK2MU jika pelaksanaan PK2 selama 5 hari. Kedua, PK2MU dianggap tidak efektif karena proporsi panitia dengan peserta tidak seimbang. Pada tanggal 11 Agustus keluar surat dari dekanat yang menyatakn bahwa Ordik dilaksanakan tanggal 19 Agustus 2009 dan pada tanggal 18 Agustus 2009 Teknik harus mengikuti PK2 MU. Pihak lembaga berusaha menolak PK2MU dengan cara melakukan kompromi dengan pihak dekanat. Pihak dekanat yang dalam hal ini diwakili oleh PDIII (Bpk. Tri Budi Prayogo) sepakat untuk menolak PK2MU. Dikarenakan adanya pergantian kepengurusan Pembantu Dekan FT UB, maka PD III saat itu (Pak Didit) berjanji akan mempertemukan pihak lembaga serta melakukan transfer wacana kepada PD III yang baru (Pak Ari) karena pada saat berlangsungnya kegiatan PK2 (18-22 Agustus 2009) Pak Didit tidak berada ditempat karena berangkat ke Jepang. Hari itu tanggal 11 Agustus 2009, Pak Didit menyatakan bahwa besok, 12 Agustus 2009 berdasarkan ketentuan, semestinya masa jabatannya sudah habis karena genap tiga bulan setelah dekan yang baru di lantik. Namun disisi lain, Pa Ari selaku PD III yang baru juga belum dilantik, yang artinya beliau belum memegang SK nya sebagai PD III. Tanggal 12 Agustus 2009 dilakukan pertemuan antara Lembaga beserta Kapel PK2 Fakultas dan Kapel PK2 jurusan dengan Pak Didit dan Pak Ari. Pihak Lembaga dan Kapel PK2 memaparkan keberatannya tentang keikutsertaan Teknik dalam PK2MU. Pada hari itu intinya Pak Didit (PD III lama) dan Pak Ari (PD III baru) sepakat dengan pihak lembaga dan Kapel PK2 tentang penolakan terhadap PK2MU. Pihak lembaga juga meminta kepada PD III agar Ordik dilaksanakan tanggal 18 Agustus saat PK2 Fakultas (Run down panitia). Mereka berdua berjanji akan membicarakan hal ini beserta alasan-alasan penolakan PK2MU kepada Dekan, karena keputusan terakhir tetap berdasarkan persetujuan Dekan. Proposal PK2 yang dibuat oleh panitia sudah diajukan dan ditandatangani oleh PD III (Pak Didit), yang berarti kegiatan yang diajukan SUDAH DISETUJUI. Muncul surat edaran dari dekan pada tanggal 13 Agustus 2009 yang menyatakan bahwa Ordik akan dilaksanakan pada hari Senin 18 Agustus 2009 bertepatan dengan PK2MU dengan syarat Mahasiswa Teknik harus dibagi dalam 4 ruangan. Tanggal 13 Agustus 2009 kembali diadakan pertemuan antara PD III (Pak Didit dan Pak Ari) dengan pihak lembaga dan Kapel PK2, intinya bahwa dekan menyetujui ketidakikutsertaan Teknik di PK2MU dengan syarat harus tetap mengikuti upacara pembukaan PKK-Maba. Seperti yang dikatakan dekan melalui PD 3 (Pak Didit) menyatakan bahwa kita menunggu evaluasi PK2MU dulu, apabila hasil evaluasinya memuaskan maka tahun depan teknik akan mengikuti PK2MU. Pada tanggal 17 Agustus siang (11.30 WIB) Pa Hari menyatakan bahwa kesepakatan awal bahwa teknik tidak mengikuti PK2MU itu sudah tidak berlaku lagi karena dekan mengeluarkan surat edaran bahwa Maba teknik harus mengikuti PK2MU. Menanggapi kabar tersebut maka pukul 13.30 WIB diadakan FDH.. Disini terjadi perdebatan karena ternyata muncul 1 kubu yang menyatakan setuju ikut dalam PK2 MU. Pada pukul 15.00 WIB, FDH di pending untuk sholat dan juga karena ada briefing untuk PK2, dan anggota Dewan Teknik diminta hadir untuk menyampaikan sambutan. Pada saat itu belum dicapai kesepakatan apapun karena 2 kubu ini masih bertahan dengan pendapat masing-masing. Briefing PK2 pun tetap dilaksanakan sesuai planing panitia karena SK yang menyatakan bahwa Teknik harus ikut PK2MU itu juga belum ada wujud kongkretnya. Pukul 16.30 sebelum menuju ke lokasi Briefing di lapangan pascasarjana, Sdr. Khairil selaku koordinator Dewan Teknik terlebih dahulu menemui Pak Ari untuk meminta mengisi sambutan di acara briefing Maba. Ternyata PD III menyatakan ada surat tugas dari dekan yang keluar dan menyatakan bahwa mahasiswa tidak berhak mengondisikan Maba pada keesokan harinya, dan selanjutnya tugas panitia akan digantikan oleh dosen dan karyawan. Pak Ari menyatakan bahwa surat edaran dan surat tugas tersebut sedang ditulis dan akan dikirimkan kepada lembaga sore hari itu juga. Hingga pukul 21.00 WIB lembaga belum menerima surat edaran dan surat tugas yang dimaksud dari pihak dekanat. FDH dilanjutkan dengan kondisi masih ada 2 kubu setuju dan tidak setuju untuk ikut PK2MU. Pukul 23.30 WIB masih belum dicapai kesepakatan, maka pukul 23.45 WIB dilakukan voting untuk mengambil keputusan. Sebelum mekanisme voting itu dilakukan, ada anggota FDH yang menyarankan diadakannya sidang istimewa malam itu juga, namun batal dilaksanakan karena alasan waktu, kondisi dead lock, dan juga pihak yang menyetujui PK2MU tidak setuju diadakannya sidang istimewa. Dari 12 anggota FDH yang hadir malam itu, 11 suara tidak setuju ikut PK2MU dan 1 suara setuju ikut PK2MU. Berdasarkan hasil voting diambil keputusan bahwa teknik tidak akan mengikuti PK2MU dan akan melepaskan PK2 seluruhnya apabila ternyata Surat Edaran tersebut ada wujud kongkretnya besok pagi. Semua anggota FDH yang hadir malam itu membuat surat perjanjian di atas materai tentang hasil voting itu (Surat Perjanjian terlampir) Pagi hari Selasa, tanggal 18 Agustus 2009 saat panitia sedang mengkondisikan Maba tiba-tiba dosen dan karyawan datang untuk mengambil alih Maba tanpa koordinasi, dan mereka pun sampai pagi itu belum menunjukkan surat edaran dan surat tugas yang dimaksud. Pihak panitia mundur dan membentuk blokade jalan di depan Maba karena belum ada lobbying antara pihak lembaga dan dekanat tentang kondisi pagi itu. Ketika dua orang perwakilan lembaga berkoordinasi dengan pihak dekanat, Dekan sendiri mengatakan bahwa sebenarnya masih belum ada Surat edaran dan surat tugas seperti yang diungkapkan oleh PD III dan akan membuatkan surat tersebut nanti setelah upacara PK2MU. Setelah koordinasi tersebut belum ada kesepakatan dari kedua belah pihak (pihak lembaga dan pihak dekanat) karena kedua belah pihak tetap bersikukuh pada pendirian masing-masing. Akhirnya pihak dekanat tetap akan memberangkatkan maba 2009 ikut PK2MU dan dari pihak lembaga dengan sangat terpaksa melepas PK2 2009. Namun ketika maba yang sudah di pegang pihak Dekanat akan diberangkatkan untuk mengikuti upacara pembukaan PK2MU, maba menolak untuk diberangkatkan. Hal ini dikarenakan maba ingin berangkat ke lapangan rektorat dengan syarat didampingi dan dikoordinasi oleh panitia. Setelah itu, Danki dan Danton baik Putra maupun putri dikumpulkan oleh pihak Dekanat yang bertujuan untuk tetap mengikuti upacara. Intervensi pun dilakukan oleh pihak Dekanat dengan cara mendorong salah satu danton. Namun tetap saja danki dan danton menolak untuk diberangkatkan oleh pihak Dekanat. Dari pihak dekanat pun melakukan lobbying dengan pihak lembaga untuk meminta bantuan memberangkatkan maba. Namun lembaga meminta Dekan untuk menghampiri lembaga dengan alasan pada sebelumnya Dekan yang tetap kukuh memberangkatkan Maba. Akhirnya danki dan danton menghampiri pihak lembaga untuk meminta saran. Dari pihak lembaga menyarankan agar Maba tetap berangkat ke lapangan upacara meski tanpa didampingi dan di koordinasi oleh panitia. Dan pada akhirnya maba berangkat tanpa didampingi oleh panitia dan dikoordinasikan oleh pihak Dekanat. Ketika upacara selesai, semua maba yang sudah di bagi per cluster dikondisikan menuju tempat yang sudah disiapkan yaitu Gazebo depan Graha Medika dan Samantha Krida. Namun maba teknik masih bertahan di lapangan. Maba teknik tetap tidak ingin mengikuti PK2MU karena tidak didampingi panitia. Danki dan danton pun dipanggil kembali oleh pihak dekanat. Terlihat sangat jelas oleh pihak panitia dan lembaga bahwa Danki dan danton di intervensi dan di intimidasi. Tapi danki dan danton tetap tidak ingin mengikuti PK2MU itu. Salah satu danton secara spontanitas mengatakan kepada maba 09 untuk mengeluarkan kertas yang isinya menolak PK2MU dan siap menerima resiko. Namun dengan tiba-tiba pihak dekanat dan rektorat menyerukan maba melalui microphone untuk mengikuti PK2MU yang disertai dengan intimidasi dan ancaman kepada maba 09. Akhirnya maba 09 terpisah menjadi dua bagian, ada yang takut dengan ancaman yang dilontarkan dan ada yang masih bersikukuh untuk tidak mengikuti PK2MU. Melihat hal tersebut dari Lembaga dan panitia menyarankan kepada maba 09 untuk terlebih dahulu mengalah dan mengikuti PK2MU. Setelah itu maba Teknik 09 berangkat menuju Sakri dan Gazebo untuk mengikuti PK2MU. Pada sore hari tenyata ada Surat Edaran dari pihak Dekanat yang ditempel di jendela ruang dekanat untuk meliburkan acara PK2 Maba di Fakultas Teknik tanpa ada konfirmasi dan pemberitahuan ke Pihak Kelembagaan. Hal ini membuat kami bertanya-tanya, pihak Dekanat yang awalnya bersikeras untuk memegan maba ternyata malah melepas pembinaan maba dengan meliburkan acara tersebut. Sehingga nasib dari pembinaan maba 09 digantung, maba 09 belum mendapatkan ORDIK maupun ORMAWA secara benar. Ordik maba 09 rencananya mau diadakan di hari perkuliahan dan dilaksanakan oleh masing-masing jurusan dengan pelaksana adalah dosen dan karyawan serta dibantu mahasiswa yang bertugas hanya menyediakan kelas, LCD dll. Memperhatikan hal yang terjadi diatas, timbul pertanyaan yang ada di benak kita sekalian : Bagaimana pembinaan buat maba 2009? Bagaimanakah sumber daya manusia (SDM) Maba 2007 ??? Apakah mereka juga tetap dapat merasakan Kebersamaan Teknik dan Kebanggaan Teknik yang selama ini sudah dapat kita rasakan ??? Adakah Jiwa Teknik dalam diri mereka ??? Bagaimanakah Kultur Mahasiswa Teknik yang selanjutnya ??? Dan......... Bagaimana pula Kehidupan Teknik kita ini selanjutnya ??? Hanya waktulah yang dapat menjawab semuanya. Namun, satu hal yang perlu digaris bawahi adalah bahwa sampai detik tulisan ini Anda baca, kami tetap berprinsip bahwa PK2 TEKNIK yang dikonsep oleh MAHASISWA TEKNIK, yang dilaksanakan oleh MAHASISWA TEKNIK, dan yang diperuntukkan bagi MAHASISWA TEKNIK adalah sesuatu yang TETAP harus diperjuangkan eksistensinya. Kini sudah hampir 4 tahun berlalu, kita akan terus berjuang, Sampai titik darah penghabisan KAMI TIDAK AKAN BERHENTI BERSUARA Sampai titik darah penghabisan KAMI TIDAK AKAN BERHENTI BERIDEALISME Sampai titik darah penghabisan KAMI TIDAK AKAN BERHENTI BERGERAK Karena ...... SETIAP MANUSIA TERLAHIR MERDEKA 1 ... 2 ... 3 ... TEKNIK !!! HIDUP TEKNIK !!! ...
dikutip dari berbagai sumber
|
TEKNIK TAK AKAN BUNGKAM
01.18 |
Label: OSPEK :)
KATAKUKATAKITA
Read User's Comments(0)
Langganan:
Postingan (Atom)