RSS

Hey Kamu, Pria Sederhana dengan Sejuta Luka. Terima Kasih Ya!


Hey kamu, Pria yang menyapa hatiku secara sederhana namun pergi meninggalkan luka yang sulit untuk dibilang sederhana.
Ingatlah ini, aku memilih pergi menjauh bukan untuk menyerah, bukan untuk sebuah kata rela, bukan pula memberi doa seperti yang pernah kau pinta ketika memamerkan fotomu dengan si dia

Aku pergi karena aku punya harga diri yang megah. Aku pergi karena aku tidak sudi melihat dia menjadi yang teristimewa 
Bukankah tidak ada yang namanya istimewa kalau tidak ada yang lebih tidak istimewa?
Aku pergi karena aku sadar kualitasku melebihi dia. Dan aku tidak ingin kau perlakukan diriku tidak sesuai harga
Padahal masalahnya begitu sederhana, kita hanya tidak lagi berada di frekuensi yang sama.
Walau bukan sepenuhnya salahku jika aku meminta cinta dan memintal asa. Bukankah kau yang lebih dulu menawarkannya. Lalu ketika aku tlah menjadi terbiasa. Kenapa kau malah beralih dan mengakhirinya dengan tega?
Hey kamu, Pria sederhana dengan sejuta luka. Jujur kamu bukanlah yang terhebat, tertampan atau paling berharta tapi entah mengapa denganmulah aku merasa semuanya begitu nyata. Mungkin karena itulah dari semua yang pernah hadir memberi romansa. Sosokmulah yang paling aku inginkan untuk menua bersama.
Namun sayangnya takdir kurang baik menyapa.  Kebersamaan kita ternyata tidak mampu menumbuhkan cinta abadi di hati yang lainnya. Sekalipun aku terus berusaha. Tapi rupanya aku terus dipaksa mengalah dan menerima bahwa sudah tidak ada lagi rasa dan hasrat yang sama
Meski kuakui bukan sepenuhnya salahmu juga jika aku terluka berdarah. Sah sah saja memang. Andai saja tidak pernah ada harap yang kau sebar antara kita.
Hey kamu, Pria sederhana dengan sejuta luka. Hatiku dan terminal tidaklah serupa. Dimana kau bisa datang dan pergi seenaknya. Hati jikalau sudah kau tanam cinta, kau cabut pun, ia akan meninggalkan luka yang menganga. Dan kini kau paksa aku menggelepar sendiri berupaya menambalnya
Untuk kamu. Pria sederhana yang sedang ku hapus jejaknya. Percayalah lupa itu bukan sebuah hal yang susah. Aku sudah pernah melakukannya. Tapi ingat saja, jika suatu saat aku sudah terbiasa melangkah. Jangankan untuk berbalik, menengok pun rasanya tidak akan mudah.
Pria Sederhana dengan sejuta luka. Terima kasih ya… Setiap kau ganti foto profil mesra. Memacuku mengisi otak dengan ilmu ilmu berguna. Memacuku berpenampilan lebih prima. Memacuku lebih rajin berolahraga. Memacuku menambah 5 lembar karya. Memacuku bekerja lebih efektif kumpulkan rupiah.  Dan tentunya juga semakin memacuku lebih mendekat pada yang Maha Kuasa.
Hey kamu, Pria sederhana dengan sejuta luka. Walau bagaimanapun terima kasih ya. Jikalau aku sudah sukses nanti menggapai cita. Kamulah manusia yang paling berperan, iya betul KAMU, Pria sederhana yang datang menwarkan akhir bahagia tapi pergi meninggalkan sejuta luka.
Hey kamu, pria sederhana dengan sejuta luka bolehkah aku berkata :
Karma itu ada dan Tuhan selalu bersama mereka yang teraniaya
Ahhhhh… sudahlah seperti kata seorang sahabat. Saat aku sudah berhasil menjadi pribadi yang lebih baik karenamu. Aku mungkin tidak akan ingat lagi tentang kamu dan si dia. Maaf, tidak peduli tepatnya. Bahkan malah tidak sudi lagi.  Memandangmu walau hanya dengan sebelah mata. Dan lagi…. lagi…. itu bukanlah hal yang mustahil dan susah.

Hey kamu, pria sederhana dengan sejuta luka. Terima kasih ya atas semilyar motivasi dan tawa bahagia yang akan menyapa. Semua berkat dirimu dan dirinya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pantai Suluban a.k.a Blue Point Beach


Padahal udah milih pantai yang gak mainstream di Bali, Biar gak rame. tapi tetep aja rame. Kayaknya Sulit sekali mencari pantai yang sepi, termasuk yang satu ini bukanlah pantai yang sepi. Pengunjungnya? tentu saja sebagian besar bule, alasannya? satu, ombak disini salah satu surga untuk peselancar.
Saya bukan peselancar tentunya :D, tapi sangat menikmati keindahan pantai ini juga. Blue Point beach, atau pantai Suluban terletak di Uluwatu, area selatan Bali, tepatnya di Desa Pecatu. Di area Uluwatu terdapat banyak pantai yang bisa anda kunjungi bergantian: Balangan, Dreamland, Padang Padang, dan Blue Point. Marilah kita bicara tentang Blue Point terlebih dahulu, mengapa dan kenapa pantai ini menarik dan membuat saya basah kuyup, padahal gak bawa baju ganti.

Untuk sampai ke Blue Point beach, saya harus menuruni tangga, banyak tangga dan melewati banyak cafe dengan pemandangan pantai. Dari ataspun Blue Point sudah terlihat menarik, ada tebing yang dijadikan cafe, kontras bersebelahan dengan cekungan pantai dimana air laut terlihat belang dua warna, dan bening sekali. Tapi sayangnya deretan cafe-cafe diatas penataan dan posisi bangunannya seperti tidak diatur, dan seolah-olah "asal bangun" sehingga tampak kumuh. padahal jika ditata dengan rapi pasti akan sangat menunjang keindahan pantai ini.

 
cafe di sepanjang lorong menuju Pantai Suluban


Tangga yang harus dilewati untuk bisa turun ke pantai


Sampai di Blue Point beach, anda akan merasa seperti ada di gua yang langsung menuju pantai, ada satu cekungan besar dengan pasir putih dimana banyak turis menikmati pantai ini.

Nah ada satu cerita tentang nama pantai ini, nama "Blue Point" lebih umum dikenal karena ada Villa bernama Blue Point di area pantai ini, sedangkan nama "Suluban" adalah nama asli yang berasal dari bahasa Bali "mesulub" yang artinya melewati bawah sesuatu, melewati kolong. Nama ini memang menjelaskan karakteristik pantai karena untuk sampai di garis air laut, anda mesti melewati kolong dinding batu.
celah-celah batuan 

 pose dulu cyiiin :3


Blue Point punya ombak yang memanjakan turis, memang ombak disini tidak bisa dibandingkan dengan G-Land di Banyuwangi, tapi cukup membuat surfer rajin membawa papan selancar mereka kesini.

Kalau sedang berjalan di air laut, hati hati saja karena ombak sering datang dan menghempas dinding batu dan membuat terpaan air yang besar, saya basah kuyup kena terpaan air yang menghempas dinding batu :D

Tangga menuju cafe Ketuts yang persis ada di atas tebing batu


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Relawan Punya Caranya Sendiri untuk Bersinar Terang

Kali ini saya akan bercerita tentang Nia. Cewek berhijap serba bisa, tapi bisanya gak mematikan (lha dikira ular cobra apa ya ^^). Nia yang memiliki Nama lengkap Nia Rahma Lutfiani ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Mahasiswi Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Airlangga ini awalnya mendaftar sebagai relawan fotografer. Namun, pada saat mendekati hari H, ada salah satu relawan di kelompok kami yang mengundurkan diri. Sehingga saya yang waktu itu menjadi Fasilitator di SDN Sumberejo 2 harus memutar otak merombak run down acara yang sudah jadi. Pilihannya hanya satu, yaitu masing-masing relawan harus mengajar 2x. Setelah relawan setuju dengan usul tersebut, tiba-tiba salah seorang relawan ada yang tidak bisa lagi karena satu dan lain hal. Aduhh, pusing pala rapunzel!!!

Disaat-saat terakhir, Nia yang saat itu baru Instal Aplikasi Chat L*ine mulai intens membantu persiapan kelompok kami. (Awalnya agak sulit menghubuni Nia. karena dia sibuk banget cuiii. Saya saja menghubunginya lewat kakak dan adiknya yang kebetulan juga ikut menjadi panitia Kelas INspirasi Lumajang juga ^_^). Pada waktu itu terbersit ide kenapa gak minta tolong nia aja buat ngisi pos relawan pengajar. Pasti anak-anak seneng banget kalau ada Dokter.

Awalnya Nia menolak tawaran saya. Alasannya dia belum pantas menjadi relawan pelajar karena dia masih pendidikan dokter. Masih belum Sumpah Dokter katanya. Tapi saya terus merengek memaksanya. hahaha. Ya, awalnya memang dipaksa. Akhirnya dia menyetujui usulan saya. 

Dannnnn, Pada saat hari H, dia malah yang paling antusias banget mempersiapkan segala media belajarnya. Membuat wayang-wangan kertas berbentuk gigi, kuman dan sisa-sisa makan, membawa miniatur rahang + gigi manusia (entah itu apa namanya, saya tidak tahu) dan masih banyak lagi. 


Kelasnya juga sangat ramai (dalam artian positif ya). banyak anak-anak kelas 3 dan 4 yang sangat antusias memperhatikan bu dokter gigi ini. 












Keren banget kan. Siapa sangka, Nia yang awalnya merasa tidak pantas menjadi relawan pengajar malah bersinar terang dengan caranya sendiri. Terima Kasih Nia. Senang banget bisa satu kelompok sama kamu di Kelas Inspirasi Lumajang 2. Kegiatan berikutnya ikut lagi ya. ^_^


 



Relawan Kelas Inspirasi Lumajang Ke-2
Fasilitator: Firdha, Yani
Pengajar: Bu Titik (Guru Tari), Bu Ani (Apoteker), Nia (Calon Dokter Gigi), Mas Eko (PNS). Mbak Vita (Penyiar Radio)
Fotografer: Mas Sofyan, Mbak Yani, Nia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mari Menari

Tahun ini merupakan tahun keduaKu ikut berpartisipasi sebagai panitia. Tahun ini aku ditunjuk sebagai koordinator bidang School Relations alias yang mencari, melobi kepala sekolah hingga menyaring dan menetapklan sekolah yang sesuai dengan kriteria Kelas Inspirasi Lumajang. 
Tahun lalu, aku sudah mengajak adikku untuk turut serta menjadi panitia. Tahun ini siapa lagi ya enaknya yang direkrut? :D. Pilihan akhirnya jatuh ke mama. meski sama-sama menjadi guru,. mamaku mempunyai kelebihan khusus, yaitu bisa, ah bukan. mahir lebih tepatnya dalam menari tradisional. Di Kelas Inspirasi, ini mamaku mencoba memperkenalkan profesi sebagai Penari tradisional. Hal ini karena penari tradisional belum sepopuler tarian modern dan jarang dikenal oleh anak-anak bahkan masyarakat luas. 
Kebetulan mama mengajar di kelas 3 dan 4. Setelah pengenalan, mama mulai mengajari anak-anak dengan gerakan-gerakan dasar. Baru setelah 15 menit musik tradisional yang telah disiapkan oleh mamaku dimainkan. Tidak hanya anak perempuan saja lho yang ikutan nari. Anak laki-lakinya juga lho???! Menakjubkan!!!!

 

Walau mamaku sempat bilang, "Capek juga ya ngajar arek iyik2, sampek suaraku entek, sampek ngelak. tapi seru", hahaha
Ketagihan kan, Tahun depan ikut lagi ya ma?! :*

 











Bangga sekali memiliki mama yang tidak hanya menginspirasi saya dan dua adik saya saja tapi juga bisa menginspirasi anak-anak di SDN Sumberejo 2




Relawan Kelas Inspirasi Lumajang Ke-2
Fasilitator: Firdha, Yani
Pengajar: Bu Titik (Guru Tari), Bu Ani (Apoteker), Nia (Calon Dokter Gigi), Mas Eko (PNS). Mbak Vita (Penyiar Radio)
Fotografer: Mas Sofyan, Mbak Yani, Nia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS